Senin, 15 Juni 2009

Benarkah Anda mengasihi Allah

Oleh: HAS

“kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama”(Matius 22:37 – 38).

Bagi sebagian orang, Judul di atas mungkin cukup menggelitik atau bahkan provokatif. Saya tidak sedang bermain-main. Mungkin anda sudah 20 tahun, 30 tahun, 40 tahun bahkan mungkin lebih dari setengah abad mengaku diri sebagai seorang Kristen, sejauh mana anda sudah mengenal Allah yang anda sembah dan seberapa anda “mengasihi”Nya ??? Hal ini penting karena mengasihi Tuhan, Allah adalah hukum yang terutama dan yang pertama.

Ketika seorang pria menyatakan cintanya kepada seorang wanita dan ketika sang wanita menerima cinta seorang pria, maka tentu saja di dalam hati sang pria atau wanita ada perasaan suka, senang, rindu. Seiring perjalanan waktu, mereka berusaha untuk saling mengenali karakter atau sifat satu sama lain sebelum pada akhirnya mengambil keputusan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan hubungan ke jenjang berikutnya.. Mungkin saja anda pernah mendengar kisah berbeda di masa lalu yang tidak sama ketika seseorang menikah dengan orang yang sama sekali belum dikenalnya, namun untuk zaman sekarang rasanya hal seperti itu hampir mustahil.

Ketika anda mengaku “mengasihi” seseorang maka salah satu indicator penting bahwa anda benar-benar “mengasihi” adalah dengan meluangkan waktu untuk bersama-sama dengan seseorang yang anda kasihi tersebut. Semakin anda mengasihi seseorang maka semakin banyak waktu yang anda luangkan untuk seseorang tersebut. Sulit untuk mempercayai orang yang mengatakan “mengasihi” seseorang namun tidak bersedia meluangkan waktu untuk berbicara, berkomunikasi atau bertemu dengan seseorang tersebut.

Disisi lain, ketika anda meluangkan waktu lebih banyak sehingga lebih sering bertemu seseorang maka anda akan semakin ‘mengenal” nya dan membuka kesempatan yang lebih besar untuk semakin “mengasihi”nya.

Adalah sulit untuk “mengasihi” tanpa “mengenal” siapa yang dikasihi itu. Kalaupun anda mengatakan bahwa anda “mengasihi” seseorang yang sebenarnya tidak atau tidak terlalu anda kenal maka cara anda menunjukkan kasih mungkin akan sangat berbeda dibandingkan jika anda mengenal seseorang yang anda kasihi itu.

Hal yang sama berlaku dalam hubungan anda dengan Allah. Seberapa jauh anda mengenal Allah akan menentukan seberapa keyakinan anda terhadap Allah yang pada akhirnya akan menentukan cara anda “mengasihi”Nya. Anda tidak mungkin dapat “mengasihi” Allah apabila tidak “mengenal” Nya. Anda tidak mungkin dapat “mengenal” Allah jika anda tidak sering berbicara, berkomunikasi dan bertemu dengan Allah. Anda dapat berbicara, berkomunikasi dan bertemu dengan Allah hanya dengan meluangkan waktu untuk membaca Firman Allah, merenungkan Firman Allah, memanjatkan doa dan ucapan syukur.

Ketika anda benar-benar telah “mengenal” Allah maka anda akan memahami, menyadari dan menemukan mengapa dan bagaimana cara anda menunjukkan “kasih” kepadaNya. Anda akan dapat memahami dan menyadari mengapa perlu berbicara, berkomunikasi dan bertemu denganNya, mengapa sangat penting untuk “bersandar” kepadaNya, mengapa harus menyembahNya, mengapa harus selalu “mengandalkan”Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar