Selasa, 16 Juni 2009

Menghadapi Masalah (berat) Anda

Oleh: HAS

Banyak orang ketika mengalami kesulitan atau menghadapi masalah besar melakukan hal-hal yang tidak tepat dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri dan berusaha sekuat tenaga menghadapi kesulitan dan masalah-masalahnya yang pada akhirnya hanya membuat mereka semakin lama semakin lelah, lesu sampai akhirnya terjatuh dan menyerah.

Ketika menghadapi suatu penyakit (terlebih penyakit yang agak seriua), banyak orang segera dikuasai kepanikan dan ketakutan, kemudian berlari dari satu dokter ke dokter lain, dari satu klinik ke klinik lain bahkan tidak jarang dari satu dukun ke dukun yang lain.

Ketika menghadapi kesulitan keuangan, banyak orang langsung dikuasai kekuatiran. Dalam pikiran mereka terus menerus muncul pertanyaan; bagaimana saya harus membayar cicilan rumah rumah, bagaimana saya harus membayar cicilan mobil atau motor, bagaimana saya harus membayar uang sekolah anak-anak, bagaimana saya harus membeli kebutuhan pokok sehari-hari di rumah, bagaimana saya harus membayar tagihan listrik, PAM, tagihan kartu kredit dan membayar kewajiban-kewajiban lain.

Ketika menghadapi masalah dengan pasangan dalam rumah tangga, banyak orang langsung menyusun scenario yang pada dasarnya merupakan reaksi membela diri atau mempertahankan diri (defense mechanism) seperti; apa jawaban yang harus mereka lakukan seandainya pasangan mereka mengatakan A, B, C, apa tindakan yang akan dilakukan seandainya pasangan mereka melakukan tindakan A, B, C. Tidak jarang yang bahkan langsung memiliki pikiran untuk bercerai dengan pasangannya.

Jika kita analisa secara mendalam, memang ke 3 persoalan di atas; kesehatan, keuangan dan hubungan rumah tangga (serta hubungan orangtua-anak) sungguh digunakan musuh pada decade ini untuk mencobai manusia dengan tujuan meruntuhkan iman percaya dan pengharapan kita kepada Tuhan untuk pada akhirnya menguasai jiwa manusia.

Sayangnya sering kali kita tidak menyadari bahwa kita sedang diserang musuh, dicobai musuh. Kita tidak menyadari bahwa musuh sedang berusaha mencuri dan merampok kelimpahan yang Tuhan berikan kepada kita. Kita menjadi lebih terfokus pada apa yang telah hilang, apa yang telah diambil musuh, dan ketakutan akan apa lagi yang akan diambil musuh dari pada mendatangi hadirat Tuhan dan menyerahkan seluruh persoalan yang sedang kita hadapi. Entah mengapa, manusia sering melupakan Tuhan yang adalah Penolong, yang senantiasa mengasihi, yang tidak pernah ingkar akan janji-janjiNya, yang selalu tepat waktu dan sumber segala yang baik.

Jika kita terus menerus memusatkan perhatian pada besarnya masalah yang kita hadapi, beratnya beban kehidupan yang kita jalani atau parahnya penyakit yang kita derita dan bukan pada besarnya Kuasa Allah atau kepada dahsyatnya janji-janji Allah maka kita akan kehilangan pengharapan dan ketika sudah kehilangan pengharapan, kita tinggal menunggu waktu; kapan akan menyerah jatuh.

Greg Zoschak seorang hamba Tuhan menegaskan; Ketika kita mengalami kesulitan dan sedang menjalani masa-masa yang seolah-olah tidak ada pengharapan maka prioritas utama yang harus kita lakukan adalah mencari tahu apa yang dikatakan Firman Allah sebagai kebenaran yang sesungguhnya mengenai situasi yang kita hadapi. Kita perlu menyelidiki kebenaran Firman Tuhan untuk menemukan Janji-Janji Allah yang akan memberi kita pengharapan dan kekuatan baru untuk membawa kita keluar dari masalah-masalah yang sedang kita hadapi, untuk akan membawa kita keluar sebagai pemenang dan bukan pecundang.

Saat mengalami penderitaan penyakit misalnya, kita memiliki kebenaran Firman Allah “oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh” (1 Petrus 2:24b). Saat mengalami kesulitan keuangan, kita memiliki kebenaran Firman Allah “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku” (Mzm 23:1). Saat mengalami masalah-masalah lain baik di tempat kerja, dirumah atau dimana saja, kita memiliki kebenaran Firman Allah “segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Flp 4:13).

Selama anda masih melihat ada secercah sinar di ujung terowongan yang gelap maka anda masih memiliki pengharapan untuk keluar dari terowongan gelap itu. Selama anda masih memiliki pengharapan maka itu akan membawa anda untuk dengan penuh kesabaran dan ketekunan menantikan apa yang anda harapkan menjadi kenyataan. Hanya Firman Allah yang mampu memberikan pengharapan bahkan di tempat yang tidak ada harapan. Fokuslah pada besarnya Kuasa Allah, pada dahsyatnya Firman Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar