Selasa, 23 Juni 2009

Iman Yang Polos & Sederhana

Oleh: HAS

Seorang kawan mengirim email berisikan cerita sbb:

Rio, seorang anak kelas 1 SD yang sangat bersemangat untuk meneruskan sekolahnya, sayang orang tuanya terlalu miskin sehingga tidak mampu membiayainya. Ibu si anak pun sedang terbaring sakit di rumah tanpa mendapat pengobatan. Akhirnya dia memutuskan untuk menulis surat kepada Tuhan.

Kepada: Tuhan di Surga

Tuhan yang baik, saya ingin terus bersekolah, tapi orang tua saya tidak punya uang. Ibu saya juga sedang sakit, dan kami tidak memiliki uang untuk membeli obat. Tuhan…,saya membutuhkan uang Rp 20.000 utk membeli obat ibu, Rp 20.000 untuk membayar uang sekolah, Rp 10.000 untuk membeli buku dan Rp 10.000.untuk membayar kaos olahraga Jadi semuanya Rp 60.000 Terimakasih Tuhan, saya menunggu kirimannya.

Dari: Rio

Rio pun pergi ke kantor pos dan memoskan suratnya. Membaca tujuan surat tersebut, petugas kantor pos merasa iba. Ia tidak tega untuk mengembalikan surat dan akhirnya petugas pos itu menyerahkannya ke Pos Polisi terdekat.

Ketika akhirnya surat tersebut sampai ditangan komandan Pos Polisi, ia merasa iba dan tergerak hatinya utk membantu. Ia menceritakan hal tsb kepada anak buahnya dan segera para polisi pun mengumpulkan dana dan terkumpullah Rp 55.000,- Kepala Pos Polisi memasukan uang Rp 55.000. tersebut ke dalam amplop, menuliskan pada amplop: "Dari Tuhan di Surga" dan menyuruh anak buahnya mengantarnya kepada Rio .

Rio sangat gembira menerima kiriman uang itu. Ia bergegas mengambil kertas untuk menuliskan ucapan terimakasih kepada Tuhan. Isinya sbb:

Terimakasih Tuhan sudah mengabulkan permintaan saya. Lain kali, kalau Tuhan mau mengirim uang, jangan lewat Polisi karena kalau lewat Polisi, kena potong Rp 5000.

Saya tertawa dan tersenyum sendiri saat membaca kisah di atas. Ketika kita semakin dewasa memang biasanya hidup juga semakin rumit. Kita semakin banyak dipengaruhi logika atau akal sehat. Semakin banyak tekanan dan beban hidup. Sehingga bukanlah suatu hal yang aneh apabila kita menemukan banyak orang yang hanya beriman ketika segala sesuatu dalam kehidupan berjalan seperti yang mereka harapkan. Namun ketika kehidupan tidak sesuai seperti yang mereka harapkan, maka iman menjadi pudar. Mereka mulai berubah menjadi orang yang mempertanyakan: mengapa begini…, mengapa begitu.

Pernahkah anda membayangkan saat-saat masih kecil. Ketika kita diajak orang tua pergi ke suatu tempat, kita tidak pernah menanyakan misalnya; berapa jauh tempatnya, apakah jalannya sepi, apakah jalanannya beraspal atau berbatu-batu, ada apa disana ??? Kita hanya ikut saja, biasanya dengan hati gembira. Kita juga tidak perbah berfikir apakah besok bias makan atau tidak, apakah besok orang tua kita memiliki uang untuk membayar uang sekolah kita, dan lain-lain hal yang dipikirkan bahkan banyak dikuatirkan orang dewasa.

Iman yang polos dan sederhana, itulah yang dibutuhkan dalam menjalani kehidupan yang semakin rumit dewasa ini. Seorang Rio hanya memahami bahwa dengan berkomunikasi (berkirim surat kepada Tuhan) maka Tuhan akan mengetahui dan mengabulkan keinginannya. Hal yang sama dengan kita orang- orang dewasa. Ketika kita mengatakan iman percaya kepada Tuhan, maka imani dan percayai saja bahwa Ia adalah penolong dalam segala kehidupan kita, bahwa Ia selalu memberi yang terbaik untuk kita, bahwa Ia akan selalu memelihara kita, bahwa Ia menginginkan kita hidup berkelimpahan dalam segala hal, bahwa Ia akan membawa kita melewati segala kesulitan. Ketika kita mengimaniNya dan percaya kepadaNya, maka jangan pernah meragukanNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar