Jumat, 19 Juni 2009

Bersukacitalah Senantiasa

Oleh: HAS

Kita seharusnya bangun setiap pagi dengan bergairah tentang hari itu sekalipun kita sedang menghadapi masalah atau keadaan yang sukar. Setidaknya kita masih biberi kesempatan untuk menikmati hari itu, kesempatan untuk bertemu dengan istri atau suami, anak-anak dan orang lain yang kita kasihi, kesempatan untuk memuji Tuhan, kesempatan untuk melakukan yang rencana-rencana baik didalam pelajaran, pekerjaan, bisnis atau hal-hal lain yang kita impikan.

Banyak orang tidak dapat menerima kenyataan bahwa tidak semua hal akan selalu sesuai dengan kemauannya. Mereka terus menerus berharap agar segala sesuatu sesuai dengan kemauannya. Mereka membuat rencana-rencana tindakan yang akan dilakukan untuk hari ini, minggu ini atau bulan ini. Bahkan tidak jarang mereka berfikir bahwa mereka akan dapat bersukacita hanya apabila rencana-rencana tersebut terwujud. Aku akan bersukacita apabila berhasil menutup penjualan ke perusahaan A, pikir seorang tenaga penjual. Tidak saudaraku, kita perlu dan memang harus bersukacita disetiap saat. Firman Tuhan mengatakan; Bersukacitalah senantiasa (1 Tesalonika 5:16).

Tuhan tidak mengatakan agar kita bersukacita hanya pada saat saat segala sesuatu sesuai dengan kemauan kita atau hanya pada saat-saat kita memperoleh keberhasilan atau hanya pada saat kondisi kesehatan kita sempurna. Anda seharusnya tidak terpaku kepada hasil, namun penting untuk tetap bersukacita dalam perjalanan atau dalam proses yang terjadi. Bukankah hidup ini merupakan suatu proses??? Bahkan pada saat saat segala sesuatu tidak sesuai dengan kemauan anda, saat anak-anak anda bersikap atau melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kemauan anda, saat anak-anak tidak mau diajak pergi ke gereja pada hari minggu, anda harus tetap bersukacita. Anda perlu berfikir, oohh anak-anak sedang dalam proses bertumbuh dan berkembang, suatu saat pasti akan rajin ke gereja.

Anda tidak perlu kehilangan sukacita dengan mulai berfikir dan bersikap negative seperti; mengeluh, kecewa, marah-marah, menyalahkan orang lain, tertekan (stress), frustrasi, putus asa. Jangan biarkan musuh mencuri sukacita anda. Tersenyumlah. Anda perlu memahami bahwa anda tidak dapat merubah atau mengendalikan orang lain. Anda hanya dapat merubah dan mengendalikan diri anda sendiri.

Terlalu banyak hal yang berada di luar kendali anda. Saat anda keluar rumah untuk suatu tujuan, mungkin anda sudah merencanakan agar tiba tepat waktu di tempat tujuan dengan berangkat lebih awal. Anda juga sangat mungkin sudah merencanakan agenda pembicaraan dan hal lainnya. Begitu keluar dari rumah, lampu pengatur lalu lintas padam sehingga terjadi kemacetan yang luar biasa sehingga anda terlambat tiba di tempat tujuan. Pun orang yang ingin anda temui sudah tidak berada di tempat. Seharusnya anda tidak perlu kehilangan sukacita anda. Anda perlu memahami bahwa rencana-rencana anda tidak akan selalu berhasil hanya karena anda sudah menjadwalkannya atau telah melaksanakannya dengan baik. Lagipula, dengan mengeluh ataupun marah-marah tidak membuat kondisi anda lebih baik.

Terkadang kita menyalahkan orang lain sebagai penyebab kegagalan mencapai kemauan kita. Tidak jarang sikap kita menjadi berubah terhadap orang itu; kita mulai menjaga jarak, mulai kurang bersahabat bahkan bisa jadi membencinya sampai-sampai menjadi emosi saat mendengar orang lain menyebut namanya. Kita menjadi tidak rasional sementara orang tersebut sudah melupakannya dan bahkan tidak memikirkan.

Saat krisis ekonomi terjadi tahun 1999, banyak pengusaha yang mengalami kebangkrutan usaha. Tentu saja para pengusaha itu berharap mendapat proyek. Saya adalah salah satu yang sangat berharap mendapatkan kontrak proyek. Secara tidak terduga, saya mendapat kesempatan dari seorang pengambil keputusan tertinggi satu BUMN yang akan mengerjakan pembangunan jalan tol untuk terlibat sebagai salah satu pemasok batu kerikil. Beliau meminta saya menemui seorang manajer di BUMN tersebut untuk membicarakan dan mengatur volume pekerjaan serta harga (ini sesuatu yang lazim dalam berbisnis saat itu). Saya sedang menyiapkan seluruh dokumen saat mendapat berita bahwa pimpinan BUMN tersebut meninggal karena suatu kecelakaan. Tidak Anda bisa menebak, saya gagal menjadi pemasok karena pergantian pimpinan. Saya hanya berfikir Tuhan belum mengijinkan saya memenangkan pekerjaan itu dan tetap menjaga sukacita dalam diri saya.

Dari pada kehilangan sukacita, ada baiknya kita berfikir bahwa kadang-kadang Tuhan mengijinkan kita mengalami kegagalan untuk mendapatkan sesuatu, apakah proyek, pekerjaan atau hal-hal lain dengan tujuan menyelamatkan kita dari kesulitan yang lebih besar di waktu yang akan datang. Banyak kejadian di masa lalu yang mungkin dianggap sebagai suatu keberhasilan ternyata di kemudian hari menjadi suatu petaka. Kita sudah melihat beberapa orang yang berhasil mendapat proyek pemerintah dengan keuntungan yang membuat pesaingnya iri, dikemudian hari digelandang ke pengadilan dan berakhir sebagai pesakitan di penjara.

Saat rencana anda tidak berhasil, jangan berfikir dan bersikap negative; dengan mengeluh, kecewa, marah-marah, menyalahkan orang lain, tertekan (stress), frustrasi, putus asa dan membiarkan musuh mencuri sukacita anda. Tetaplah tersenyum.

Saat anda bangun di pagi hari dan merasa stress atau depresi sehingga malas untuk berangkat kerja atau muncul pikiran negative; “ahh aku hanya akan gagal”, ubahlah pikiran dan sikap anda dn mulailah berkata “Terimakasih Tuhan untuk hari yang baru, yang Tuhan berikan untukku. Aku percaya semuanya akan baik dalam kendaliMu dan tolonglah aku menjalani hari ini dengan penuh sukacita”.

Dengan terus bersukacita anda dapat mengembangkan potensi yang anda miliki, dapat menularkan suasana gembira kepada orang lain bahkan dapat menyembuhkan penyakit yang ada dalam diri anda. Firman Tuhan dalam Amsal 17:22 mengatakan; “hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang”. Kita tahu bahwa obat bertujuan untuk menyembuhkan penyakit dan itu berarti dengan bergembira, dengan menjaga terus bersukacita maka penyakit-penyakit yang ada dalam diri kita, pun akan sembuh.

Suatu riset dilakukan di Amerika terhadap sejumlah penderita penyakit kanker. Kelompok pertama adalah penderita yang selalu hidup dengan bersukacita sedangkan kelompok kedua adalah penderita yang hidup dengan pikiran negative. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok penderita penyakit kanker yang hidup dengan bersukacita ternyata sembuh lebih cepat dibandingkan yang lain. Setelah diselidiki lebih lanjut, pada penderita yang yang hidup dengan sukacita ternyata sel-sel darah putih yang berfungsi melawan penyakit tumbuh lebih baik. Sebagai pembanding, dilakukan juga penelitian pada orang yang sehat. Ternyata pada orang sehat yang hidup dengan bersukacita ditemukan sel-sel darah putihnya lebih siap. Ini juga merupakan salah satu alas an mengapa orang-orang yang hidup dengan penuh sukacita lebih kecil kemungkinannya terkena serangan jantung dan penyakit lainnya.

Bang HAS, “bagaimana mungkin saya bisa bersukacita kalau semua yang saya kerjakan mengalami kegagalan”, seorang teman berkata. Saya katakana “apakah dengan terus mengeluh atau bahkan menangisinya, hidup anda lebih baik”. Saat semua yang anda rencanakan dan lakukan menghasilkan kegagalan sehingga dunia seakan runtuh dan seolah-olah seluruh pintu tertutup, anda perlu mempercayai bahwa Tuhan mampu membukakan pintu tertutup itu. Anda juga harus mempercayai bahwa Tuhan mampu untuk membukakan pintu lain yang jauh lebih baik. Bahkan jika dibutuhkan, Tuhan mampu membukakan jendela agar anda dapat melakukan lompatan yang lebih jauh. Saat anda tidak melihat ada jalan, Tuhan mampu membuatkan jalan. Hanya dengan syarat; anda harus percaya.

Bersukacita bukanlah sesuatu yang turun dari langit, tetapi merupakan suatu pilihan. Bersukacita tidak tergantung kepada keadaan atau kondisi-kondisi dan juga tidak tergantung kepada emosi anda. Adalah tidak benar jika seseorang berkata; aku sedang kehilangan mood, sehingga tidak mungkin bisa bersukacita. Anda dapat memilih dan memutuskan untuk senantiasa bersukacita atau tidak. Memang kita perlu melatihnya. Saat muncul pikiran-pikiran negatif dalam diri anda seperti; mengeluh, marah, menyalahkan orang lain, segeralah berbicara kepada Tuhan; “Tolong aku Tuhan untuk menjaga sukacitaku” dan berusahalah meninggalkan pikiran-pikiran negative tersebut.

Hanya satu hal yang dapat membatasi Tuhan, ketidak percayaan anda. Anda hanya akan bisa bersukacita apabila:

  1. Anda mau bersyukur atas apa yang anda miliki
  2. Anda percaya bahwa Tuhan yang memegang kendali.

Anda bisa memiliki pemikiran sukacita, damai sejahtera, iman, pengharapan dan berkemenangan. Latihlah dan Isi pikiran anda dengan hal-hal yang positif sehingga yang keluar dari pikiran juga berupa hal-hal yang positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar