Rabu, 17 Juni 2009

Menumbuhkan Karakter Allah (dalam diri anda)

Oleh: HAS

Mam, gimana sih anakmu ini! Mungkin anda pernah mendengar cerita seorang suami berbicara seperti itu kepada istrinya. Mudah ditebak ketika sang suami berbicara seperti itu, ia sedang tidak senang terhadap perilaku atau sikap sang anak. Atau setidaknya sikap atau perilaku sang anak “tidak sesuai” dengan harapan sang bapak. Jika saja sang anak berperilaku atau bersikap yang sesuai dengan harapannya tentu saja komentar sang suami akan berbeda. Ia akan dengan penuh rasa bangga berkata; “anak siapa dulu”.

Ada kecenderungan seorang bapak mengharapkan anak-anaknya akan mengambil (mengikuti) sikap dan tindakannya. Memang kadang-kadang seorang bapak berkata “jangan seperti bapak nak!”. Namun yang dimaksudkan sang bapak lebih kepada tujuan memacu anaknya agar melebihi keberhasilan anak-anaknya.Tidak aneh ketika seorang bapak yang profesinya “pencuri” hanya tersenyum ketika melihat anaknya mengambil mainan yang bukan miliknya. Atau ketika seorang anak memukul temannya, seorang bapak yang senang berkelahi akan bangga terhadap tindakan anaknya.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak perilaku atau sikap kita yang membuat senang hati orang tua, namun tentu ada saja perilaku dan sikap yang tidak sesuai dengan harapan orang tua. Kita perlu menyadari bagaimana terbentuknya suatu sifat atau karakter. Suatu perilaku yang diulang-ulang akan mejadikannya suatu kebiasaan. Gabungan berbagai kebiasaan-yang dilakukan terus menerus dalam waktu yang lama akan membentuk suatu sifat tertentu. Sayangnya, hal ini tidak hanya berlaku terhadap terbentuknya kebiasaan atau sifat yang baik tetapi juga berlaku dalam membentuk kebiasaan atau sifat yang buruk.

Dalam perspektif yang sama, Allah juga mengharapkan anak-anakNya untuk mengambil dan menumbuhkan sifat dan kodratNya menjadi karakter anak-anakNya. Allah akan bangga jika sifat dan kodratNya bermanifestasi dalam seluruh kehidupan anak-anakNya dan sebaliknya Allah akan tidak bangga jika dalam kehidupan sehari-hari anak-anakNya tidak berperilaku dan bersikap seperti yang diharapkanNya. Bahkan bukan tidak mungkin Allah akan berkata … Aku tidak mengenal kamu! (Matius 7:23).

Ketika anda mengaku sebagai anak Allah maka menjadi kewajiban anda untuk merubah sifat dan karakter lama anda dengan sifat dan karakter Allah. Alasan paling mendasar adalah karena Allah menginginkan anak-anakNya serupa dengan Dia. Sehingga menjadi aneh ketika anda mengaku sebagai seorang anak Allah namun dalam kehidupan sehari-hari anda tidak peduli terhadap orang lain, hanya mementingkan diri sendiri, senang menyalah-nyalahkan orang lain, suka menyakiti orang lain, tidak mampu menguasai diri, dan berbagai sikap dan tindakan yang berpusat pada memuaskan diri sendiri.

Roma 8:14 mengatakan bahwa “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Anak Allah”. Ini berarti bahwa ketika seseorang mengaku bahwa dirinya adalah anak Allah maka sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari harus dipimpin oleh Roh Allah. Sama halnya benih semangka yang tidak mungkin menghasilkan buah mangga maka seseorang yang dipimpin oleh Roh Allah pasti menghasilkan buah Roh Allah.

Galatia 5:22-23 menjelaskan ada 9 sifat atau karakter yang terbentuk ketika seorang anak Allah hidup dengan dipimpin Roh Allah. “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu”.

Ketika seseorang mengaku dirinya anak Allah, benih Roh Allah langsung ada di dalam diri orang itu. Namun Seperti halnya tumbuhan yang membutuhkan pemupukan, perawatan dan proses waktu untuk menghasilkan buah yang baik maka hal yang sama berlaku untuk menghasilkan buah Roh. Kita perlu melatih diri agar buah Roh itu tumbuh, berkembang dan menjadi karakter kita. Kita perlu melakukan hal-hal yang sesuai dengan buah Roh dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin saja terbentuknya buah Roh itu tidak secepat yang anda inginkan. Namun percayalah, dengan mengulang-ulang, dengan melakukannya terus menerus, niscaya anda akan membentuk karakter buah Roh di dalam diri anda.

Kita tidak dapat memilih untuk hanya mengembangkan dan menumbuhkan buah Roh tertentu dan tidak menumbuhkan buah Roh yang lain, misalnya; karena anda memiliki kekayaan yang luar biasa sehingga anda hanya ingin mengembangkan buah Roh kebaikan tetapi tidak mau mengembangkan buah Roh kesabaran. Sangat perlu mengembangkan semua buah Roh karena tidak ada satupun dari antara buah Roh yang tidak wajib dikembangkan.

Ketika anda sudah menumbuhkan karakter sesuai buah Roh dalam diri anda, anda akan melihat betapa luar biasanya kehidupan yang anda jalani. Anda akan merasakan betapa baiknya Tuhan, betapa Tuhan mengasihi anda, anda akan mampu tersenyum dan bersukacita bahkan ketika mengalami kesulitan besar, anda akan menikmati kehidupan yang berkelimpahan, anda akan sangat peduli terhadap sesama manusia, akan menjadi pembawa damai dan semua hal-hal yang baik akan menjadi milik anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar