Senin, 22 Juni 2009

Semua Orang pernah berbuat Salah

Oleh: HAS

Terlalu banyak orang yang menjalani hidup dengan mendengarkan tuduhan-tuduhan, penghakiman-penghakiman dari dalam dirinya sendiri. “Kamu inikan masih sering main joker karo, tidak layaklah kamu memimpin doa di arisan ini”. Hanya karena mendengar suara yang menuduh tersebut, seorang yang ditunjuk untuk memimpin doa syafaat dalam satu arisan keluarga – menolak untuk memimpin doa.

Kita memang tidak sempurna, sering mengalami kegagalan-kegagalan dan melakukan kesalahan-kesalahan dalam menjalani kehidupan ini. Namun tidak berarti kita harus membiarkan kegagalan-kegagalan dan kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan terus menerus terngiang di dalam pikiran kita. Semua kegagalan dan kesalahan di masa lalu adalah masa lalu. Saya tidak sedang mengatakan dan menganjurkan agar kita berbuat salah. Yang ingin saya katakana adalah; saat anda membuat kesalahan segeralah memohon ampun kepada Tuhan kemudian lupakan segala kesalahan-kesalahan tersebut. Anda harus memahami bahwa saat anda memohon pengampunan, maka Tuhan memilih untuk tidak lagi mengingat-ingat kesalahan yang anda lakukan.

Apabila anda masih terus menerus mengingat kegagalan dan kesalahan yang terjadi di masa lalu anda, maka perlu anda sadari bahwa itu berasal dari musuh yang ingin anda terpaku dengan kegagalan dan kesalahan tersebut. Itu berasal dari musuh yang tidak menginginkan anda bertumbuh tetapi sebaliknya menginginkan anda terperosok.

Sangat menarik kisah pada Kitab Kejadian 3:9-11, saat manusia jatuh ke dalam dosa karena telah memakan buah yang Tuhan larang untuk dimakan. Saat Tuhan berbicara; “Dimanakah engkau ?”. Maka Adam menjawab “ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang, sebab itu aku bersembunyi”. Lalu Allah berfirman “siapakah yang memberitahu engkau telanjang?”. Jelas bahwa Adam mengetahu dirinya dalam keadaan telanjang bukan dari Tuhan. Tetapi musuh yang memberitahu dirinya bahwa dia telanjang !!!

Hal yang sama sering terjadi pada diri kita. Musuh membuat tuduhan-tuduhan, musuh melakukan penghakiman-penghakiman yang mempertanyakan kemampuan, kelayakan, kebenaran sikap dan tingkah laku kita. Musuh senang menggunakan pengalaman-pengalaman (kegagalan dan kesalahan masa lalu), menggunakan latar belakang keluarga, dan lain-lain untuk menimbulkan keraguan, kekuatiran dalam diri anda.

Kakek saya meninggal karena penyakit kanker. Ibu saya, dua orang tante saya juga meninggal karena penyakit yang sama. Kakak saya saat ini menderita penyakit itu. Aduhh…, saya juga akan terkena penyakit kanker. Suara itu terus terngiang dipikiran seorang ibu muda. TIDAK !!! Jangan percaya kepada suara-suara dusta itu. Anda harus melawan suara-suara yang menuduh tersebut. Anda harus membalikkan tuduhan-tuduhan tersebut.

Seharusnya anda berkata; Aku akan menjadi suatu standar yang baru dalam garis keturunan keluargaku. Aku akan menjadi tonggak, aku akan menjadi awal dari generasi yang tidak terkena penyakit kanker dalam keluargaku. Aku tidak akan pernah terkena penyakit itu, demikian juga dengan anak-anakku.

Riset dunia kedokteran modern memang melaporkan orang memiliki probabilitas yang lebih besar terkena penyakit kanker jika dua tingkat ke atas dari garis keturunannya menderita penyakit itu. Namun kita sering kali melupakan ALKITAB yang melaporkan berbagai jenis penyakit termasuk penyakit bawaan lahir bahkan yang mustahil untuk disembuhkan dunia kedokteran dapat disembuhkan Tuhan kita Yang Maha Tinggi.

Saya ingin memberitahukan bahwa suatu sikap atau tindakan yang berulang-ulang anda lakukan akan membentuk suatu kebiasaan. Jika kebiasaan ini terus berlangsung sampai bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun maka kebiasaan ini akan membentuk karakter anda. Dengan proses panjang puluhan tahun, karakter tersebut dapat mempengaruhi dan merubah DNA. Bayangkan, jika kita terus menerus mengembangkan karakter Tuhan Yang Maha Tinggi dengan hidup dalam Tuhan, kita akan membentuk DNA yang segambar dengan DNA Tuhan.

1 komentar:

  1. Secara teori memang gampang untuk menyatakan percaya kepada Tuhan.Tetapi ketika permasalah hidup begitu berat logika kita lebih menonjol darp pada iman percaya kita kepada Tuhan.Ketika kita mengimani sesuatu kepada Tuhan dan ternyata belum terjawab yang Tuhan inginkan adalah penyerahan diri yang total tunduk dalam waktu-Nya yang terbaik.

    BalasHapus